Toyota Motor Corporation menyatakan komitmennya kepada pemerintah Indonesia untuk menggelontorkan investasi untuk pengembangan proyek kendaraan listrik.

Toyota menyiapkan dana investasi hingga US$2 miliar atau setara Rp28,4 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS) dalam lima tahun ke depan serta menyiapkan 10 jenis kendaraan listrik bagi konsumen Indonesia.

Demikian disampaikan Asia Region Chief Executive Officer (CEO) Toyota Motor Corporation, Yoichi Miyazaki, saat mengadakan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Selasa, 8 Desember 2020.

"Toyota berkomitmen penuh untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi, dan juga mengurangi impor minyak bagi kendaraan bermotor,” ungkap dia.

Dengan komitmen pemerintah untuk mengembangkan kendaraan listrik, Toyota memperkirakan konsumsi bahan bakar akan mengalami penurunan hingga 126 juta liter pada 2025.

"Setidaknya, dalam lima tahun ke depan, Toyota sudah menyiapkan 10 jenis kendaraan listrik bagi konsumen Indonesia. Teknologi kendaraan Toyota juga sudah siap untuk mendukung penerapan B30 di Indonesia," ungkapnya.

Menyambut baik adanya rencana investasi yang akan dilakukan Toyota, Airlangga berharap investasi itu dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan keahlian angkatan kerja Indonesia.

"Apalagi Indonesia tengah menghadapi bonus demografi atau peningkatan jumlah penduduk usia produktif," tutur Airlangga.

Airlangga juga menyambut baik rencana Toyota membuat proyek EV Smart Mobility di Bali sebagai bagian untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik dalam ekosistem eco-tourism di Nusa Dua, Bali.

"Pemerintah akan memberi dukungan yang diperlukan oleh Toyota dalam rangka pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dalam bentuk regulasi, insentif fiskal, dan non fiskal," ucap dia. (art)

Read More

 

 Toyota sudah 49 tahun berkiprah di Indonesia, dan sukses memproduksi beberapa model yang laku keras di pasar nasional maupun luar negeri.

Beberapa contohnya adalah Kijang Innova, Avanza (bekerja sama dengan Daihatsu), serta mobil sport utility vehicle atau SUV Toyota Fortuner.

Sampai saat ini, merek asal Jepang itu masih terus memimpin pasar dalam hal volume penjualan, baik secara distribusi ke diler maupun pengiriman ke rumah konsumen.

Meski di atas angin, namun hal itu tidak membuat mereka terlena. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah memiliki banyak rencana untuk tahun-tahun yang akan datang.

Salah satunya adalah menghadirkan mobil hybrid, sejalan dengan rencana pemerintah untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai di Tanah Air.

“Mulai 2022, Toyota Indonesia akan memproduksi mobil hybrid,” ujar Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN, Bob Azam saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Rabu 16 Desember 2020.

Bob mengatakan, ada dua alternatif terkait pembuatan kendaraan yang menggunakan gabungan mesin konvensional dengan motor listrik. Pertama, merancang model yang baru dan belum pernah dihadirkan sebelumnya.

“Atau, membuat model yang sudah ada menjadi hybrid. Kalau melihat pertimbangan industri otomotif yang sudah ada, lebih baik meng-hybrid-kan yang sudah ada,” tuturnya.

Cara kedua dianggap lebih efisien, kata Bob, karena bisa menjaga rantai pasokan yang sudah terbentuk selama ini. Mereka hanya perlu menerapkan teknologi hybrid ke model baru, sehingga tidak banyak melakukan ubahan.

“Apalagi jika model tersebut sudah bisa diterima di pasar, baik lokal maupun ekspor,” ungkapnya.

Meski demikian, Bob enggan menjelaskan lebih jauh mengenai model mobil yang dimaksud. Ia hanya menjelaskan, masyarakat sudah bisa menebak apa mobil yang dimaksud.

Read More

 

Falam kondisi standar, biasanya Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport sudah dilengkapi perangkat hiburan multifungsi. Wujudnya berupa layar yang disematkan di tengah dasbor.

Namun, ada saja pemilik mobil SUV tersebut yang kurang puas dengan produk yang disiapkan oleh pabrikannya. Tentu saja mengganti perangkat head unit untuk kendaraan berbanderol mulai dari Rp400 jutaan itu, dibutuhkan dana yang besar.

Marketing Manager Asuka Car TV Indonesia, Albert Lim mengatakan, untuk menebus perangkat hiburan mobil Toyota Fortuner maupun Mitsubishi Pajero Sport, pemilik harus menyiapkan dana berkisar Rp12 juta sampai dengan Rp13 juta.

"Pemasangannya cukup cepat karena sudah plug and play tadi, hanya sekitar 60 menit. Kami juga berikan garansi 2 tahun, terhitung dari pembelian dan pemasangan perangkat head unit tersebut," ujarnya saat konfrensi pers online, Selasa 8 Desember 2020.

Dengan banderol tersebut, kata Albert, konsumen bakal mendapatkan head unit baru dari merek Mirai Car Entertainment dengan layar sentuh vertikal berukuran 12,1 inci. Model perangkat hiburan ini menyerupai yang dipakai di mobil listrik Tesla.


Head unit berukuran besar itu, kata dia, sudah mengusung sistem operasi Android OS PIE 9.0. Perangkat tersebut, juga dilengkapi Indonesian Voice Recognition yang memungkinkan pengguna melakukan perintah suara untuk menjalankan aplikasi, seperti membuka navigasi (google maps), memutar music di youtube, dan sebagainya.

"Jadi kami tawarkan Head Unit ala mobil listrik Tesla, Mirai M-T680 untuk Fortuner dan M-652A All New Pajero Sport. Desainnya OEM (Original Equipment Manufacture), enggak perlu modifikasi frame-nya karena sudah plug and play," tuturnya.

Read More

 

Masih banyak masyarakat Indonesia yang memandang skeptis terhadap mobil listrik, seperti daya tahan baterainya serta bagaimana jika harus melewati banjir.

Mereka juga tidak langsung tertarik untuk memiliki kendaraan canggih tersebut, karena khawatir akan mengalami kekecewaan saat nanti digunakan sehari-hari.

Padahal, sudah banyak bukti bahwa setrum yang disimpan dalam baterai cukup untuk pemakaian sehari-hari di perkotaan selama kurang lebih satu pekan.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterai kini juga sudah jauh lebih singkat, yakni kurang dari satu jam jika menggunakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum dengan sistem fast charging.

Kekhawatiran akan minimnya infrastruktur juga sebenarnya tidak lagi beralasan, sebab produsen menyediakan alat cas untuk dipakai di rumah. Waktu yang dibutuhkan hingga baterai penuh yakni sekitar 6 jam, itu pun jika baterai dalam keadaan nyaris kosong daya listriknya.

Kehadiran industri pembuatan mobil listrik di Indonesia, kata Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam juga bisa membantu meningkatkan pemasukan negara.

“Elektrifikasi kendaraan bisa jadi salah satu andalan komoditi ekspor. Otomotif termasuk produk berteknologi tinggi, dan kekuatan satu negara itu bisa dilihat dari kemampuan dia mengekspor produk teknologi tinggi,” ujarnya saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Kamis 17 Desember 2020.

Dengan naiknya ekspor produk otomotif, kata Bob, maka hal itu akan berdampak pada neraca perdagangan, yang salah satu efeknya adalah menguatnya nilai rukar rupiah.

“Ke depan kita harus memperhatikan ekspor, supaya trade balance kami juga positif. Nanti juga akan berpengaruh ke mata uang kita yang lebih kuat,” tuturnya.

Meski demikian, Bob mengaku bahwa untuk mewujudkan itu perlu peran aktif dari pemerintah. Tumbuhnya industri mobil listrik hanya bisa dicapai dalam waktu cepat, apabila ada kebijakan yang mendukung hal itu.

“Kalau cuma pasar domestik, skala ekonominya butuh waktu. Tapi dengan adanya pasar ekspor, kami berharap skala ekonominya bisa tercapai dan pada gilirannya nanti bisa memberikan kontribusi untuk industri hulu, yaitu di tambang nikel,” jelasnya.


Read More