Jakarta - Traveling bisa dilakukan kapan saja bahkan saat Ramadan. Puasa tak harus menghalangi kita untuk melakukan perjalanan ke berbagai daerah maupun ke luar negeri.

Saat tubuh sudah penat dan segera ingin berlibur, meski di bulan puasa Anda tetap bisa melakukannya. Traveling bareng teman atau keluarga maupun sendirian, tetap terasa seru.

Ditambah lagi, di bulan puasa biasanya harga tiket dan hotel lebih murah. Agar puasa lancar dan tetap bisa menikmati liburan, berikut ada lima tips yang bisa dicoba, yang dilansir dari Fimela.com, Kamis, 23 Mei 2019.

Rencana Perjalanan

Yang pertama, buatlah rencana perjalanan dengan sangat matang. Hal ini akan menghindarkan Anda dari berbagai masalah yang bisa saja muncul saat traveling.

Pilihan Destinasi

Sebisa mungkin pilih destinasi yang tepat dan sesuai dengan momen Ramadan. Sangat penting untuk memilih destinasi terbaik tanpa mengganggu ibadah puasa yang sedang dijalankan.

Pilih destinasi traveling yang tidak terlalu berat dan mendukung ibadah puasa yang sedang Anda jalankan.

Menyiapkan Fisik

Siapkan diri, terutama fisik sejak jauh-jauh hari, agar selama traveling kondisi Anda tetap sehat dan bisa menjalankan puasa dengan lancar. Jangan lupa berolahraga, meski hanya sebentar yang penting rutin agar badan lebih sehar.'

Barang Bawaan

Sebaiknya jangan membawa terlalu banyak barang bawaan. Ini akan mempersulit Anda dalam perjalanan dan membuang tenaga. Hindari berbagai barang yang tidak begitu penting atau bahkan tidak perlu sama sekali untuk dibawa.

Atur Waktu

Saat traveling, jangan lupakan sahur karena sangat penting untuk mengisi tenaga Anda. Sebaiknya manfaatkan waktu istirahat juga untuk beribadah. Atur waktu dengan baik dan seimbang antara perjalanan dan ibadah.

Sumber : liputan6.com
Read More

Belanja ragam barang, termasuk baju, mungkin telah sejak lama dijadikan cara melepas penat. Tak disadari bahwa, selain boros, kebiasaan ini berdampak buruk bagi lingkungan karena barang yang dibeli berpotensi jadi sampah.

Mengampanyekan untuk lebih peduli pada lingkungan, founder Salur Indonesia Andien Aisyah mengungkap, 1/3 pakaian akan dibuang para perempuan setelah dipakai rata-rata lima kali. Alhasil, sampah fashion kian menumpuk.

Juga, sebenarnya 70 persen pakaian di lemari masuk dalam kategori tak terpakai. Menyiasati kebiasaan buruk dan memberi dampak panjang pada lingkungan ini, Andien menuturkan beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum belanja baju gila-gilaan.

Sadari nilai baju milik Anda

Baju baru mungkin mendatangkan sensasi tersendiri saat memakainya, tapi menghargai baju yang sudah dimiliki pun tak kalah penting. Sadari nilai baju Anda sendiri dan jaga mereka sebaik mungkin.

Perawatan ini membuat baju tetap bagus. Jadi, keinginan untuk memakainya lagi dan lagi sangat mungkin muncul. Tapi, kalau kancing lepas dan ada bagian sobek dibiarkan saja, ceritanya bisa lain.

Trik untuk Tidak Belanja Baju Secara Berlebihan

1. Beli yang hanya benar-benar Anda suka

Jika membeli baju tak bisa dihindari, memilih mana yang benar-benar Anda suka jadi alternatif terbaik. Jangan beli baju yang dalam pemilihannya ada ragu barang sedikit pun. Lalu, pertimbangkan apakah Anda benar-benar membutuhkan baju tersebut atau sekadar 'lapar mata'.

2. Pilih bahan berkualitas

Coba hilangkan prinsip murah dan dapat banyak. Lebih baik Anda membeli baju dengan harga sedikit tinggi, tapi kualitas bahannya bagus dan kemungkinan bakal awet. Usia baju lebih panjang secara otomatis mengurangi sampah fashion.

3. Beli baju bekas

Tetap modis tanpa membeli baju baru, kenapa tidak? Baju bekas yang notabene biasanya berharga lebih murah ini memungkinkan Anda bergaya unik, lantaran motif dan potongan bajunya hanya ada satu saja. Jeli memilih membuat Anda bisa bawa pulang baju bekas branded dengan harga miring.

Sumber : liputan6.com
Read More

Membayangkan nasi padang, martabak, bakso, dan soto dapat memicu otak memberikan efek lapar dan membuat tak sengaja menelan air liur.

Nafsu makan yang besar bisa berakibat negatif bagi kesehatan. Bukan sehat yang dirasa, malah penyakit berdatangan. Makan berlebihan atau overeating ialah ketika seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat.

"Yang kita mau, belum tentu yang kita butuh. Yang kita butuh, belum tau yang kita mau. Jadi harus menyesuaikan," ujar dr. Maria Charlotte, ahli kesehatan dan nutrisi di restoran SaladStop!, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Apalagi saat bulan puasa tiba. Nafsu untuk makan banyak saat berbuka bisa memicu makan berlebihan. Puasa yang seharusnya dapat memperbaiki metabolisme tubuh, malah memberikan efek negatif akibat perilaku makan yang salah.

"Cepatnya makanan masuk, walaupun kecepatannya belum dibuktikan dalam penelitian, bisa menimbulkan gejala nyeri perut dan kembung," tambahnya.

Akibat Makan Berlebihan

1. Berat Badan Bertambah

Makan berlebihan bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Apalagi bila Anda tidak mengontrol makanan apa saja yang masuk ke dalam tubuh. Makanan berkalori tinggi, karbohidrat, serta berminyak dapat memicu kenaikan berat badan.

2. Gastritis

Melansir Klikdokter.com, gastritis adalah adanya peradangan pada dinding lambung yang bagi sebagian orang bersifat akut yakni muncul tiba-tiba dan hanya berlangsung dalam hitungan hari atau minggu. Sebagian lagi mengalami gastritis kronis, yang muncul perlahan dan berlangsung dalam hitungan bulan atau tahun.

3. Permasalahan Kulit

Masalah kulit seperti jerawat bisa datang akibat banyak makan makanan yang berminyak. Bila tidak diimbangi dengan makan sehat seperti sayur dan buah, maka jangan heran bila masalah jerawat sering muncul.

Sumber : liputan6.com
Read More