Aromaterapi menyangkut penggunaan ekstrak tumbuhan dengan aroma yang berbeda dan menyenangkan. Ekstrak yang digunakan dikenal sebagai minyak esensial dalam arti mengandung "esensi" tanaman, yaitu aroma khasnya, seperti dikutip dari irishtimes.com, Rabu, 12 juni 2019.
Minyak esensial ini diekstraksi dari tanaman. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mayoritas orang tak dapat membedakan antara aroma minyak esensial dan aroma wewangian sintetis.
Penggunaan zat berdasarkan aroma yang menyenangkan telah umum sejak zaman dahulu, dengan contoh-contoh terkenal dari Mesir kuno dan China. Tetapi konsep modern aromaterapi, menggunakan minyak esensial dengan tujuan penyembuhan, dimulai di Perancis pada 1920-an dengan ahli kimia Prancis René-Maurice Gattefossé.
Kebanyakan ahli aromaterapi tak mengklaim untuk menyembuhkan penyakit dengan minyak esensial, seperti untuk mengurangi stres dan kecemasan. Mayoritas uji klinis aromaterapi tak memberikan informasi tentang efek samping.
Namun, tinjauan sistematis menemukan 71 kasus efek samping terkait penggunaan aromaterapi. Yang paling umum adalah dermatitis, sejenis alergi kulit, dan meskipun sebagian besar pasien ini sembuh total, enam orang harus dirawat di rumah sakit dan satu meninggal karena toksisitas salisilat.
Dua bayi menderita kejang-kejang dan kondisi pernapasan yang serius, sementara tiga anak berusia antara 4 dan 10 tahun mengalami ginekomastia (pembengkakan jaringan payudara) karena efek hormon, seperti minyak esensial.
Teori Efek Aroma Terapi
Ada dua teori yang menjelaskan efek aromaterapi dalam tubuh. Pertama, senyawa yang ditemukan dalam minyak esensial memiliki efek langsung pada kesehatan kita dengan memengaruhi fungsi tubuh, bertindak langsung pada sistem saraf dan organ-organ yang dikendalikannya.
Sistem penciuman terhubung ke fungsi lain dari sistem saraf pusat, termasuk memori. Namun, penelitian yang dilakukan hingga saat ini belum secara meyakinkan menunjukkan bahwa bau dapat mempengaruhi fungsi organ melalui efeknya pada sistem saraf.
Kedua, dikenal sebagai teori psikologis, menyatakan bahwa senyawa wangi memiliki efek psikologis yang meningkatkan rasa kenyamanan, yang bekerja pada beberapa pusat otak yang memengaruhi persepsi, kognisi, dan perilaku.
Menemukan bau yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat menentukan respons suasana hati terhadapnya, seperti halnya keyakinan dan ekspektasi sifat-sifat bau tersebut. Teori psikologis dianggap sebagai penjelasan terbaik tentang bagaimana aromaterapi dapat meningkatkan kenyamanan seseorang.
Hasil Studi Aromaterapi
Hasil yang diperoleh dalam studi aromaterapi sangat bervariasi di antara berbagai laboratorium, menunjukkan bahwa komposisi yang berbeda dari minyak atsiri dapat mempengaruhi efeknya. Teknik ekstraksi bisa bervariasi di antara produsen juga, sehingga komponen yang tepat dalam minyak atsiri tak standar.
Tinjauan sistematis dari 7 studi termasuk 428 pasien demensia (penurunan kemampuan fungsi otak) tak menemukan bukti konklusif dari efek menguntungkan aromaterapi pada demensia. Ulasan lain menilai 16 penelitian (1.036 pasien) mengevaluasi efek aromaterapi pada mual dan muntah pasca operasi. Pasien dalam kelompok aromaterapi memiliki frekuensi dan keparahan mual yang sama dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kontrol plasebo.
Selain itu, efek pijat aromaterapi pada pasien kanker dipelajari dalam ulasan 8 percobaan yang melibatkan 678 pasien. 6 studi menemukan peningkatan bantuan dari rasa sakit dan kecemasan pada kelompok pijat aromaterapi dibandingkan dengan tak ada pijatan. Pijatan telah terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan.
Dua uji coba yang tersisa tak menemukan manfaat lebih lanjut dalam menghilangkan rasa sakit, kecemasan, depresi dan kualitas hidup dengan menambahkan aromaterapi ke pijat.
Sementara itu, 9 studi yang melibatkan 644 pasien menganalisis efek aromaterapi pasca operasi. 5 percobaan menemukan efek menguntungkan aromaterapi dibandingkan dengan plasebo, sementara 4 tak menemukan perbedaan yang signifikan. Suatu tinjauan sistematis dari studi-studi tentang nyeri dari 12 studi dan 1019 pasien menunjukkan ada efek menguntungkan aromaterapi untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi efeknya sangat kecil.
Sumber : liputan6.com
0 komentar
Posting Komentar